....

Jumat, 10 September 2010

jurus jitu menghimpun zakat

Resensi ini dimuat di Koran Jakarta, Rabu, 08 September 2010

Judul : Jurus Menghimpun Fulus: Manajemen Zakat Berbasis Masjid
Penulis : M. Anwar Sani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahun : I, Juni 2010
Tebal : 157 halaman
Harga : 45.000

Sebenarnya, potensi zakat di Indonesia, sebagaimana pernah dikemukan oleh Dr Didin Hafidhudin, sungguh tinggi. Konon, angkanya bisa mencapai 80 triliun per tahun. Meski perhitungan itu tidak sebesar hasil riset penelitian lembaga nirlaba lain, seperti The Indonesia Magnificence of Zakat yang mengalkulasi berkisar 27,2 triliun, potensi zakat di negeri ini, tidak dinafikan, tetap besar. Ironisnya, “kalkulasi” itu sekadar hitungan di atas kertas. Sebab fakta yang terkumpul tak sebanyak itu. Pada 2009, dari potensi zakat yang bisa kumpul sebesar 19,3 triliun per tahun, hanya terhimpun dana sekitar 24 persen.

Kesadaran berzakat ternyata masih jauh harapan. Lalu yang menjadi pernyataan: ke mana potensi zakat yang dalam kalkulasi di atas kertas cukup besar itu mengendap dan tak bisa tergali dengan maksimal? Buku Jurus Menghimpun Fulus: Manajemen Zakat Berbasis Masjid ini setidaknya bisa menjadi secuil jawaban. Sebab buku yang ditulis M Anwar Sani, Direktur Al- Azhar Peduli Umat, ini adalah sebuah pengalaman sukses penulis dalam menakhodai lembaga Al-Azhar Peduli Umat. Padahal, ia membangun Al- Azhar Peduli Umat dari nol, bahkan di awal-awal pendirian, ia harus turun gunung: mengedarkan proposal, keluar masuk perusahaan.

Setelah lima tahun berjuang keras membesarkan lembaga zakat tersebut, buah manis pun bisa dipetik. Sekarang ini, Al-Azhar Peduli Umat sudah bisa dikatakan sukses: telah merenovasi ratusan musala, pesantren, madrasah, memiliki poliklinik gratis, mobil jenazah gratis, bahkan membangun rumah gemilang Indonesia yang menghimpun anak-anak yatim piatu bisa memiliki harapan “menjemput masa depan” yang gemilang di kelak kemudian hari.

Lalu, “jurus jitu” apa yang dikerahkan sampai ia bisa membangun Al- Azhar Peduli Umat, bahkan jadi besar seperti sekarang ini, dalam menghimpun fulus (zakat, infak, sedekah)? Setidaknya ada empat jurus. Pertama, membuat program yang menarik atau unik/kreatif sehingga mengundang orang tertarik menyumbang. Kedua, menyentuh hati donatur. Setelah membuat program yang menarik, selanjutnya kampanye zakat. Tujuan dari kampaye itu tidak lain adalah untuk menyentuh hati donatur bahwa zakat itu tidak mengurangi kekayaan, tapi justru akan bertambah. Karena zakat itu tidak menunjukkan kedermawanan seseorang karena memang wajib, harus dilengkapi dengan sedekah.

Ketiga, memitrai perusahaan, CSR (corporate social responsibility). Saat CSR itu memunyai tanggung jawab sosial, LAZ bisa jadi mitra strategis. Keempat, membuat layanan yang excelent/baik. Dengan “pengalaman sukses” penulis menjadikan masjid basis dalam menghimpun fulus (zakat, infak dan sedekah), masjid tidak saja menjadi tempat ibadah, melainkan juga berperan atau berfungsi sebagai kegiatan sosial, bahkan pusat peradaban.

*) N Mursidi, alumnus pesantren An-Nur, Lasem, Jawa Tengah

1 komentar:

Alfisyahrin mengatakan...

Inovasi dalam cara mengihimpun, mengelola, dan mendistribusikan zakat memang sangat urgen saat ini. Agar zakat tidak lagi dianggap sebagan instrumen ekonomi yang tradisional dan ketinggalan zaman.