....

Minggu, 16 September 2007

Ketika 24 Kepribadian Menghuni Tubuh Billy

--------------------------------------------
Judul buku : 24 Wajah Billy
Judul asli : The Minds of Billy Milligan
Pengarang : Daniel Keyes
Penerbit : Qanita, Bandung
Cetakan : Pertama, Juli 2005
Tebal buku : 700 halaman
--------------------------------------------

KEGILAAN (ketidakwarasan) memang selalu mengundang kontroversi. Tak hanya dalam kasus hukum yang bisa mengakibatkan si terdakwa bisa bebas jika dianggap gila, tapi juga dalam sejarah ilmu psikologi. Tapi berbeda dengan pemikir besar lain, Michael Foucault dan Sigmund Freud menganggap kegilaan tak semata-mata sebagai penyakit. Karena itu, Fauchault tak setuju kegilaan harus semena-mena dipisahkan dari rasio.

Sementara bagi Freud, meski kegilaan dilihat bukan sebagai penyakit, tetapi justru merupakan satu potensi dari manusia yang terpendam dalam ranah unconsciousness; yakni alam bawah sadar. Di mata Freud, manusia dihinggapi neurosis dengan mengidap kegilaannya masing-masing. Karena bagi pemikir satu ini, banyak sekali ketidaksadaran yang tersimpan dalam relung jiwa (manusia) dan hal itu tak disadari.

Sayang, kedua pemikir itu tak menyinggung kegilaan yang diidap orang yang memiliki kepribadian majemuk. Karena itu, kita hanya tercengang tatkala Billy --subyek kasus pengadilan yang dipublikasikan besar-besaran di negara bagian Ohio, tahun 1970-an-- didiagnosis berkepribadian ganda. Tidak salah, jika kemudian muncul pertanyaan; apakah kepribadian majemuk dapat digolongkan sebagai suatu kegilaan? Bagaimana pula jika ia melanggar hukum? Apakah bisa divonis bebas dengan alasan gila? Kasus Blliy S. Milligan itu yang diangkat Daniel Keyes -penulis kelahiran New York, 1927- dalam novel 24 wajah Billy.

Novel ini mengisahkan hidup Billy yang terlahir sebagai anak lelaki dari keluarga broken home. Akibat dari perlakuan ayah tiri Billy yang sadis, membuat Billy tak betah tinggal di rumah dan ia memilih hidup mandiri. Tetapi desakan hidup dengan setumpuk tagihan, membuat ia bertindak tanpa kendali.

Polisi kemudian menangkap Billy. Tapi di luar dugaan Billy, ia selain divonis melakukan perampokan dan penculikan, juga dituduh telah memperkosa 3 wanita di kampus Ohio State University. Kontan, saat ditangkap dengan semua tuduhan itu, ia sama sekali tak tahu-menahu.

Billy pun siap disidangkan. Tetapi sebelum persidangan digelar, para pembelanya menemukan ketidakwarasan pada Billy sehingga ia perlu diperiksa. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan kalau Billy memiliki kepribadian majemuk. Tak salah, jika banyak pihak tak percaya dan kasus Billy menjadi berita heboh sepanjang sejarah kasus hukum di negara bagian Ohio, AS.

Setelah melampaui perawatan intensif, setahun kemudian ia dibebaskan dengan alasan lelaki kelahiran 1955 itu memiliki kepribadian majemuk. Tidak tanggung-tanggung, 24 kepribadian bersemayam dalam tubuh Billy --di antaranya Kevin, 20 tahun (penjahat kelas teri), Philip, 20 tahun (penjahat brutal), Adalana, 19 tahun (lesbian yang memakai tubuh Billy dalam kasus pemerkosaan), Arthur, 22 tahun (pribadi yang rasional yang pertama menyadari sosok-sosok lain dan yang memegang kendali "kesadaran" saat dalam keadaan aman) dan Sang Guru 26 tahun, (sosok Billy yang sudah berfusi). Yang mendasari putusan bebas itu, karena 2 dari 24 kepribadian yang ada pada dirinya -melakukan kejahatan- tanpa ada pribadi lain mengetahui.

Memang tidak normal jika Billy terlahir memiliki 24 kepribadian. Tapi itu yang dialami Billy akibat dari trauma di masa lalu dan sosok Billy harus tertidur sejak berusia 16 tahun. Bahkan ia kerap berusaha bunuh diri.

Kelahiran sosok-sosok dalam tubuhnya itu akibat penganiayaan seksual dan sadistis --yang dilakukan ayah tirinya, Chalmer-- selama 1 tahun sehingga dia kehilangan perhatian dan ayah kandung Billy sendiri mati bunuh diri. Dari trauma itu ia merasa bersalah luar biasa yang mengakibatkan munculnya konflik psikologis yang meningkatkan formulasi fantasi bagi Billy kecil. Dari fantasi itu lahirlah tokoh-tokoh seperti Adalana, David dan lainnya.

Dengan memiliki kepribadian ganda, Billy menjalani kehidupan sungguh pelik. Sebab, dalam dirinya ada 24 kepribadian yang "saling berebut" tempat utama untuk memegang kendali "kesadaran". Proses perebutan kesadaran itulah, yang membuat Billy dikendalikan banyak sosok yang membuat ia sebagai pribadi utama sering kehilangan waktu dan saat bangun, harus dihinggapi kepanikan.

Setelah divonis bebas, Billypun dirawat di berbagai rumah sakit jiwa. Untungnya, setelah mendapat perawatan Dr. David Caul akhirnya pribadi-pribadi dalam dirinya bisa berfusi. Sebab, tak ada cara lain menyembuhkan kepribadian majemuk kecuali dengan menyatukan pribadi-pribadi itu.

Novel yang ditulis atas permintaan Billy sendiri ini tidak dimungkiri ditulis Keyes dengan serius. Wujud keseriusan pengarang itu bisa dilihat dari "alur cerita" yang dibangun dengan apik, tanpa kecelakaan kronologis. Padahal sejak kecil, Billy sudah sering kehilangan waktu, tak peduli kalender dan jam sehingga untuk kelengkapan itu, penulis melacak sejumlah dokumen berupa surat tagihan, tanda terima, laporan asuransi, arsip sekolah, tempat kerja, serta dokumen dari keluarga Billy, pengacara dan dokter yang menangani Billy.

Tak salah, demi pemenuhan data itu Keyes mengerjakan novel ini sampai memakan waktu 2 tahun. Tentu, untuk mendapatkan validitas cerita. Lebih dari itu, juga untuk membangun kehidupan Billy agar utuh.

Alhasil, novel ini cukup memukau. Bahkan dari jerih payah itu berbuah nominasi "best true Crime category Adgar Award" dari The Mystery Writers of Amerika untuk novel ini. Tak salah, jika Flora Reta Schreiber, penulis Sybil berkomentar, "Benar-benar membuat shock." Karena novel ini memang tak sekedar kisah biasa.

Tampaknya, tangan Keyes memang tangan besi yang piawai merajut kata. Sebab, selain novel ini, 4 novel lain yang dihasilkan juga mendunia; Flowers for Algernon (1966), The Touch (1968), The Fifty Sally (1980) dan Until Death (1994).***

*) Nur Mursidi, cerpenis dan alumnus Filsafat UIN Yogya.

Tidak ada komentar: