....

Senin, 07 Juli 2008

anugerah terindah (juara 1 lomba blog PBJ 2008)

Malam itu, Minggu 6 Juli 08 tubuhku dihajar lemas. Aku tidak tahu, kenapa belakangan ini aku kerap ditikam letih. Padahal setumpuk pekerjaan, baru aku kerjakan separoh. Tetapi aku sudah ambruk duluan. Perut melilit, dan sempat muntah. Praktis, hari itu aku tidak keluar. Dua malam sebelumnya, aku memang kerja sampai adzan subuh menggema. Mungkin aku tidak kuat diterjang angin malam, tubuhku jadi terkulai lemas. Aku jatuh sakit. Dan malam itu, benar-benar malam yang sengsara.

Terpaksa, aku tidak ke mana-mana --berdiam diri di kontrakan. Untung, ada empat koran edisi Minggu (Kompas, Jakarta Post, Jurnal Nasional, dan Koran Tempo), yang bisa menjadi teman setia di ujung sepi malam itu --lantaran dua penghuni yang tinggal bersamaku lagi kabur. Aku ditikam sepi. Lebih tragis, perutku perih. Tapi di tengah kepedihan itu, ada kabar gembira yang tak pernah kubayangkan, tiba-tiba membuatku bisa sedikit bernapas lega.

Adzan maghrib sudah lama berlalu. Saat dilanda sepi sendirian di kontrakan itu, tiba-tiba hpku berdering. Aku angkat setelah di layar ponsel hp-ku kulihat deretan nama Imam Ma`ruf (pimred majalah Anggun) yang telah memintaku untuk menyumbang beberapa tulisan. Aku pikir, dia pasti akan menagih tulisanku!

Tapi, dugaanku ternyata salah!

"Kamu di mana?" sapanya.

"Di kontrakan, bos!"

"Ah, kamu... pasti lagi tidur, ya?"

"Ngaco...., bagaimana mungkin aku tidur bisa mengangkat telpon-mu?"

"Ha.... ha..," dia ketawa, "Eh, kamu sudah tahu belum, malam ini kamu terpilih jadi juara blog buku!"

"Dari mana bos tahu?"

"Kini aku sedang di pesta buku Jakarta. Tadi, habis diumumkan dan namamu ada! Selamat ya! Tapi jangan lupa.... aku ditraktir!"

Tak terbayangkan!
Aku terpilih jadi juara? Aku nyaris tak percaya! Maka, aku telpon teman satu kontrakanku, yang sedang mengunjungi pesta buku di istora. Tadi pagi ia memang mengajakku tapi karena perutku dihajar pedih dan aku lagi tak ada uang (bagaimana aku akan beli buku jika tak punya uang?), maka aku batal berangkat.

Tetapi, apa jawabnya setelah dia mengangkat telpon-ku? Dengan congkak dia menjawab, "Kamu belum beruntung!"

Aku diam. Telpon kumatikan. Dalam hati, aku digelayuti perasaan tak menentu. Aku merenung lama; siapa yang benar? Apakah pak Imam atau teman satu kontrakanku?

Tetapi, aku sudah kenal lama dengan pak Imam Ma`ruf, dan dia orang jujur yang pernah aku kenal. Perutku semakin melilit. Apa yang terjadi di luar sana? Aku tak tahu! Maka tidak ada cara lain, kecuali aku memutuskan untuk tidak berpikir. Bukankah sebelumnya aku tidak yakin, bisa jadi juara? Kenapa aku tiba-tiba memikirkan "menang atau kalah"?

Terus terang, aku pesimis bisa juara. Karena 3 hari yang lalu, aku coba mengunjungi para peserta yang ikut lomba. Dari sekian peserta, aku lihat milik mereka cantik-cantik. Sementara aku? Aku hanya orang biasa, tak bisa mempercantik blog. Aku hanya bisa meresensi buku dan menulis opini seputar buku. Maka ketika tadi pagi temanku mengajak pergi, aku sudah tidak yakin dan bahkan pesimis.

"Kenapa kau tak datang, bagaimana jika milikmu terpilih jadi juara?"

"Lagi bokek, lagi pula aku tidak mungkin menang! Blogku jelek. Jadi, tak mungkin milikku menang..."

Ia berangkat, tidak banyak kata dan aku mendekam di kontrakan.

Tidak ada yang aku kerjakan, aku menyalakan komputer dan memaksakan diriku untuk menulis. Tapi semakin memaksakan diri, kembali perutku disergap perih. Aku berhenti lalu main game, seraya menyalakan sebatang rokok. Malam terus beranjak murung, dan aku berusaha melupakan pedih perutku. Tapi, aku justru kembali muntah.

Setelah isi perutku terkuras, aku kembali duduk di depan komputer. Aku tidak mengerjakan apa-apa. Aku pandangi layar monitor, dengan terbengong-bengong! Aku tarik napas dalam-dalam, aku berusaha tidak memikirkan apa pun. Tak lama kemudian, salah satu penghuni kontrakanku datang. Dia tidak membawa kabar apa-apa, kecuali datang berwajah murung karena dari kemarin sore, komputernya diterjang ngadat berkali-kali.

Kedatangannya, membuat aku tidak sendirian. Kami, lalu bercengkrama. Sakitku, lambat laun membaik! Tetapi, ia tidak bisa menelan kebingungan dan akhirnya keluar!

Satu jam kemudian, temanku yang mengunjungi pesta buku Jakarta 2008 datang tapi ia datang tidak membawa kabar apa pun. Tak ada ekspresi gembira. Ia datang seperti biasa, bahkan bercerita jika di pesta buku, sempat bertemu dengan pak Imam. "Apa kamu cerita pada pak Imam, jika aku ikut lomba sehingga ia bisa bohong padaku?" tanyaku.

"Aku lupa!" jawabnya enteng, tanpa beban, "Aku tadi cerita gak, ya?" kembali ia bingung!

Dalam hati, aku ingin menyumpahinya! "Lho, jika kamu lupa, terus aku tanya siapa?"

Dia kembali bengong! Entah apa yang dipikirkannya belakangan ini karena aku kerap melihat dia melamun (mungkin pingin kawin, tapi karena tak punya pacar jadinya ia hanya melamun saja, dan tercenung).

"Aku heran dengan kamu, tadi pak Imam menelponku bercerita aku terpilih sebagai juara dan kamu yang juga datang ke pesta buku kok bisa bilang sebaliknya; aku tidak juara. Lalu, siapa yang benar?"

"Kamu tidak percaya padaku?" kilahnya, "Yang jelas, aku tak mendengar namamu disebut jadi juara. Aku cuma tahu, panitia menyebutkan juara 1, 2, 3 dan 4. Tapi, jika ada juara harapan, aku tidak tahu, karena aku kemudian nonton bola di stadion!"

"Lantas siapa yang juara?"

"Tak ada yang kukenal... Yang menang, orangnya berwajah hitam-hitam, tinggi-tinggi kayak orang yang betul-betul menguasi teknologi dan desain blog!"

Dalam hati, aku mengutuk diriku sendiri. Pasalnya, dia kemudian tidak lagi menanggapi aku dan langsung beranjak tidur, seperti orang tidak punya dosa. Seperti orang yang baru lahir, tidak memiliki beban hidup! Yah, inilah salahku!

Malam kian kelam. Aku kembali sendiri. Ironisnya, sampai tengah malam, tidak ada satu pun temanku yang mengirim sms sekedar kasih kabar. Aku menengok jam di dinding. Pukul 01.15 WIB. Aku terperanjak kaget. Tak terasa, hari sudah pagi. Aku berusaha memejamkan mata, tetapi tak kunjung bisa tidur (maklum, aku terkena imsomnia). Akhirnya, aku putuskan untuk main game. Habis itu, aku menulis.

Saat adzan subuh berkumandang, aku baru sadar mataku disergap kantuk. Aku ke kamar mandi, ambil wudhu, lalu shalat subuh. Habis itu, kupadamkan lampu dan aku pun tertidur!

Anugerah Terindah
Satu minggu yang lalu, hp-ku hilang. Lantaran belum ada uang, maka aku belum bisa membeli hp baru lagi -setelah tabunganku ludes untuk membayar rumah kontrakan yang kusewa selama setahun. Maka, kupikir tak ada salahnya untuk sementara waktu aku memegang hp satu, toh aku masih memiliki satu hp (CDMA/Flexi) lagi. Juga, lantaran tidak ada tulisanku yang dimuat di hari Minggu, 6 Juli kemarin, kian membuatku nyaris gigit jari. Harapan untuk bisa membeli hp baru, praktis hanya akan mungkin terkabulkan bulan depan --setelah aku gajian.

Tidak cuma itu, sewa untuk kontrakan yang baru kutempati sekitar seminggu yang lalu, juga masih menangguk utang 500.000,00. Jelas, aku ditikam bingung, karena tanggal 15 nanti sudah harus melunasi kekurangan tersebut. Belum lagi, aku ternyata masih belum bayar kursus bulan ini --meski tidak seberapa besar.

Tapi pagi ini, Senin 7 Juli 2008, keinginanku untuk mengganti hp-ku yang hilang itu, bisa melunasi kekurangan sewa kontrakan dan membayar kursus, bisa jadi akan terwujud. Pasalnya, kabar semalam yang sempat membuatku diombang-ambing ketidakjelasan, pagi ini jadi terang benderang; aku benar-benar terpilih jadi juara 1 lomba blogger Pesta Buku Jakarta 2008.

Tepat pada pukul 06.11 WIB, aku bangun. Mata masih merah, maka aku membasuh muka. Setelah keluar dari kamar mandi, kutemui Koran Jakarta tergeletak di bawah pintu, masih segar --lantaran tidak lama diantar tukang loper koran. Aku bawa ke kamar, membaca sambil rebahan. Tahu-tahu, aku tertidur dan saat bangun, kulihat jam dinding menunjukkan pukul 10.30. Aku mandi lalu ke internet dekat kontrakan.

Aku buka email dan blog; ada tiga orang yang hanya aku kenal lewat dunia maya mengucapkan "Selamat atas kemenanganku dalam lomba blog PBJ 2008 (dari bung Effendi, bung Johan dan Bung Asep Suryana)". Aku kemudian membuka situs di http://www.pestabukujakarta.com/ dan ternyata namaku terpampang dengan urutan juara di bawah ini;

1. Juara I atas nama N. Mursidi berhak atas uang sebesar Rp 5.000.000 --blog http://etalasebuku.blogspot.com/
2. Juara II atas nama Gandhi Anwar berhak atas uang sebesar Rp 3.000.000 --blog http://gandhianwar.blogspot.com/
3. Juara III atas nama Hary Lasmana berhak atas uang sebenar Rp. 2.000.000 --blog http://hlasmana.dagdigdug.com/

Dari pengumuman di http://www.pestabukujakarta.com/ itu, praktis aku tidak ragu lagi. Tetapi sepulang dari internet, aku masih digelayuti perasaan heran; kenapa teman satu kontrakanku yang hadir di Pesta Buku Jakarta itu bisa tidak tahu kalau aku juara? Padahal, ia bercerita saat panitia mengumumkan nama peserta yang terpilih menjadi juara, dia masih berada di lokasi pameran buku? Apakah dia sebenarnya sudah tahu aku juara, tetapi sengaja berbohong padaku?

Jika Anda kebetulan menjadi diriku, apa yang Anda lakukan???? Apakah Anda akan berang dan marah lantaran dibohongi teman sendiri? Atau justru sebaliknya; mengalah, diam dan masih berpikir positif??

Terus terang, aku sempat ditikam pedih. Tapi, perasaan kecewa itu akhirnya aku singkirkan karena tidak ada gunanya memendam dendam. Apalagi, pagi ini aku benar-benar mendapatkan anugerah terindah juara 1 lomba blogger Pesta Buku Jakarta 2008. Lewat blog ini, aku ucapkan terima kasih kepada semua pengunjung blogku. Tanpa kunjungan dari Anda semua, jelas aku tidak bisa mendapatkan anugerah terindah ini. Thanks! Kunjungan Anda benar-benar membuatku, tidak merasa sendiri, karena aku sungguh memiliki banyak teman!***

(Ciputat, 7 Juli 08)

27 komentar:

FAJAR S PRAMONO mengatakan...

Alhamdulillah...

SELAMAT, Mas Nur! Mohon maaf kalo saya malah baru tau. Keterlaluan memang, 'murid' yang satu ini! Hehe...

Luar biasa. Saya ikut senang dan bangga. Semoga semua menjadi berkah.

Kalo ada acara traktiran, mau dong, ikut... hehe.

penulis mengatakan...

tulisan "anugerah terindah" ini menjawab dugaan mas fajar, yang sejak awal membaca saya ikut lomba. aku juga tak menyangka, jika mas menulis ide revolusi marketing yang dihubungkan dengan kebingunganku, setelah lama tidak ada komentar di blogku yang mencapai 10.

terima kasih, atas ucapan selamatnya! he 3x! semoga membawa berkah, sebagaimana harapan mas fajar!!!!

sedang mengatakan...

HANYA ADA SATU KATA UNTUK MENSYUKURI INI: HURAHURA....
KRITENG IKU PANCEN KLOWOR GAK USAH DI SENENI OPO MANEH SAMPE DENDAM. ANGGEP WAE KETIDAKTAHUAN KRITENG SEBAGAI BAGIAN DRAMATISASI YANG BERAKHIR HAPPY ENDING

Anonim mengatakan...

Sekali lagi selamat ya mas.. deket nih rumah kita..;-) Saya tinggal di Pamulang

Yosandy Lip San mengatakan...

Mas Nur selamat ya atas kemenangannya... Saya ikut senang dengan kebahagiaan Mas Nur... Dari tulisan kali ini kok saya agak milis (...bukan mailing list ya hehehe....) membacanya....

Untuk teman Mas Nur... ndak perlu sedih tho ... mana tahu dia sendiri juga lagi ada masalah ....

Anonim mengatakan...

Selalu ada hikmah dibalik kejadian dan selalu ada buah manis dibalik kerja keras dan kesabaran...ayo terus berkarya!

penakayu mengatakan...

kau memang hebat kawan.
aku belajar banyak darimu..
selamat yah atas kemenangannya :-)

penulis mengatakan...

buat bung johan, bung yosandy, bung h lasmana dan yons revolta; terima kasih banyak atas kunjungannya. semua ini berkat bantuan dan motivasi bung semua. thanks

penulis mengatakan...

buat bung SEDANG, sekali pun kamu menyembunyikan identitasmu, aku tetap tahu bahwa kamu adalah seseorang yang telah membuat aku bisa seperti ini. kamu adalah orang yang dulu menjerumuskanku bisa tidur berbantal buku, sekaligus mengentaskan aku dari jalanan. kamu mengajari aku menulis, tetapi setiap kali jasamu itu aku balas, kamu selalu tidak mau..... kamu memang orang yang hy mengharap pahala, tak pernah mengharap uang dariku... karena setiap kali aku kasih uang, kamu selalu menolak.

darimu, aku bisa menjadi penulis. maka, kalau sekarang ini kamu mengajakku hura-hura, aku jadi heran.... apa kamu kambuh lagi????

dari
murid-mu

agus.rasidi mengatakan...

Alhamdulillah ...

Nggak percuma ... Mas...
tidur berbantalkan buku .. khan ...
malah dapat uang 5 juta ...

kapan nich 'traktiran nya " (kuis berhadiah buku lagi dong ...dananya dari yg 5 juta itu ...)

Selamat ya, mas ..

salam / agus rasidi

htanzil mengatakan...

Wah...selamat-selamat...
ikut senang dan bangga...!
Tadinya saya mau ikutan lomba ini, gakjadi gara2 gaptek gak bisa masukin logo, dll...hehehe

Anonim mengatakan...

Ya.. sama2 pendatang Mas. Saya di Vila Inti Persada. Di seberang terminal pondok cabe deket Cinagka. Mas di mana?

penulis mengatakan...

buat bung agus>>>> rencana, saya memang mau mengadakan kuis dengan memberikan hadiah buku setidaknya beberapa bulan ini (sebab, saya kini sibuk shg tidak sempat lagi meresensi. jadi siapa tahu, dengan saya bagikan buku2 itu, nanti akan bisa diresensi oleh yang lain....

buat bung johan>>> saya di ciputat, jalan legoso. saya akan senang, jika suatu saat bisa bertemu.

buat bang tanzil>>> wah, rugi bung. jika bung ikut, pasti akan juara sebab bung banyak ulasan buku-nya!!!! gaptek, kadang membuat kita jadi tertinggal.... semoga tahun depan bung tanzil bisa ikut. ok, trim....

... mengatakan...

Selamat Mas Nur.
saya senang mendengar kabar bahwa Anda memenangkan Lomba Blog PBJ 2008. senang jika pemenangnya adalah orang yang tepat.

salam kenal,
B.

penulis mengatakan...

terima kasih atas kunjungan dari bung bahril hidayat. thanks

Anonim mengatakan...

Wah...saya jadi urutan terbuncit dalam mengomentari. Ah...paling bentar lagi ada yang kasih komentar juga. Hehe

Selamat Mas Nur...sebuah apresiasi yang sangat pantas bagi anda. Sungguh...Suerrr. Jakarta-Malang begitu jauh untuk traktiran (hehe), saya meminta doa saja agar skripsi saya kelar. He 3x

Sekali lagi saya mengucapkan selamat meski tanpa tatap wajah.

Desi Hanara mengatakan...

Selamat ya Bung N. Mursidi atas prestasinya :)

Maaph baru ngucapin selamat sekarang.

Yupz, saya sepakat dengan komentator sebelumnya. Saya juga senang jika pemenang Lomba ini adalah Pemenang yang tepat dan memang terbaik :)

Teruslah berkarya, teruslah menginspirasi dengan tinta-tinta tulusmu. Keep going!

penulis mengatakan...

buat bung musthafa amin>>>> thanks, untuk uacapannya. ok, aku doakan skripsimu cepat kelar dan mendapatkan kesuksesan......

buat hanara>>>> thanks juga! wah, aku jadi tersanjung. tapi, semua prestasi ini tidak ada apa-apanya jika tanpa dukungan, bantuan dan uluran kebesaran hati dari semua pengunjung....

ok, gimana kabar mesir-mu????

Ni'amul Ausath mengatakan...

fainna ma'al usri yusro, sesungguhnya dibalik kesulitan itu senantiasa ada kemudahan. dan setelah kesakitan itu ada keenakan. dan dibalik HP yang hilang serta kekurangan sewa kontrak juga kekurangan bayar kursus ada Rp.5.000.000,-, SELAMAT YA SEMOGA SENANTIASA SUKSES

mukhtar mengatakan...

Waduuh... sori kawan, kemarin-kemarin aku pulang kampung, jadi nggak bisa nekunin kata demi kata. Ketika balik ke Jogja aku juga gak lantas bisa buka-buka dan nulis.
Eh, kok aku nggak dapat buku gratisan, gimana sih...????

penulis mengatakan...

buat merpati sunyi>>>> wah, kamu sering pulang ya??? jangan2 lagi lamaran.... he 3x. tapi jangan lupa kasih undangan lho!

Wah, kawan! sampeyan khan penjual buku, sampai2 kamar mandimu aja penuh dg buku. masak masih ingin gratisan!

Haris Firdaus mengatakan...

selamat, mas. sip! slm kenal jg!

penulis mengatakan...

buat bung haris, thanks. salam kenal juga!

fahmi amrulloh mengatakan...

wah...repot nek arep ninggal message nang blogmu..ra ono shoutbox e

Gandhi Anwar mengatakan...

SELAMAT mas!

Eh hadihnya udah keterima belum negh. Kapan traktirannya. HAdih saya blum nyampe juga negh.. :((

Gmn ya? :(

Anonim mengatakan...

Selamat atas juara yang anda raih dalam kontes blog....

saya mohon untuk sharing dan di link kan ke blog saya agar saya dapat berjumpa dengan para blogger lainnya

thanks...?

penulis mengatakan...

terima kasih bung rohman....