SEJAK aku tidak lagi konsen pada penulisan resensi (buku), praktis kiriman buku gratis dari penerbit --bisa dikatakan-- nyaris tidak lagi datang berhamburan. Kendati demikian, tetap saja masih ada satu atau dua buku yang datang tak diduga. Bahkan, kemarin ada satu buku kiriman (dari penerbit) yang sempat nyasar ke kontrakan lama. Untung, bapak pemilik kontrakan lama "berbaik hati" sehingga bersedia menghubungiku. Akhirnya, satu buku gratis kiriman dari penerbit pun terselamatkan!
Selain itu, sejak aku pindah kontrakan tiga bulan lalu, aku sengaja memakai alamat kantor untuk kiriman buku-buku baru. Aku memakai alamat kantor karena aku tidak enak pada pihak penerbit lantaran sering pindah-pindah kontrakan. Jadi aku "putuskan" untuk memakai alamat kantor.
Tetapi, hal itu kadang-kadang tidak menguntungkan. Pasalnya, tatkala aku tidak masuk kantor --karena lagi tugas di luar-- dan tiba-tiba datang kiriman buku baru dari penerbit, tidak jarang ada teman yang menyimpan. Untung semua teman-temanku di kantor baik hati. Kemarin ada salah satu teman di kantor yang menyimpannya dan tatkala aku masuk kantor, dua buku baru pun sampai ke tanganku. Dengan kata lain, dua buku tersebut terselamatkan --sampai ke tanganku dan tidak kurang satu apa pun!
Aku tak tahu apakah ada buku-buku kiriman dari penerbit di bulan September ini yang luput dari tanganku atau tidak. Tapi, boleh dikata aku sudah untung karena di bulan September ini masih mendapatkan kiriman buku-buku baru dan gratis setelah "satu-dua buku" sempat terbengkalai! Adapun buku-buku gratis yang kuterima dari penerbit pada bulan September ini, antara lain;
1. Tanril, Nafta S. Meika (Akoer, Jakarta).
2. Mau Ke Mana Obama?, David Olive (Zahra, Jakarta)
3. Children of The Lamp, P.B. Kerr (Matahati, Jakarta)
4. Most Likely To Die, Lisa Jackson, Bevery Barton dan Wendy Corsi Staub (Dastan, Jakarta)
5. The Sony Way, Shu Shin Luh (Daras, Jakarta)
Tentu, tak ada kata yang pantas aku ucapkan kepada penerbit dan sejumlah teman yang telah menyelamatkan buku-buku gratis kiriman dari penerbit kecuali sebuah ungkapan terima kasih. Dengan buku-buku tersebut bisa sampai ke tanganku, aku tidak lagi perlu mengeluarkan banyak uang tatkala harus bertandang ke toko buku. Lagi pula, jika aku nganggur dan tidak lagi ada kerjaan, tentu aku bisa menulis resensi buku lagi dan --kalau dimuat-- akhirnya mendapatkan uang tambahan. ***
(Ciputat, 27 September 2008)
4 komentar:
bung murshid, mohon maaf lahir batin ya... semoga hidup kita lebih baik lagi. Btw, pasca lebaran aku menunggu parcel buku dari anda,tapi kok gak datang2 ya :).keep in touch ok!
mohon maaf lhr dan btn jg! Eh, maaf aku sdh tak lg dpt bk berlimpah kyk dl lg, apalagi skrg byk tmn yg pinjam tp pada gak balik...... jadi, buku2ku menyebar ke mana2.... he 3x. menulis resensi-lah selagi luang, nnt akan dpt kiriman bk yg mengalir terus spt air....
Mas link aku dong aku juga komunitas blandongan Al, agus, Beni he ... he lagi belajar sama mereka. Wah hebat buku gratis aku malah ga dikirim-kirim lagi ma penulis. Terakhir buku Tak-Tik blog dari Jakarta.
he 3x. sukses ngopi, sukses nulis. selamat berkarya, mas dede
Posting Komentar