....

Minggu, 30 Oktober 2011

Kiat Sukses a la Hideyoshi

resensi dimuat di Seputar Indonesia Minggu 30 Oktober 2011

Judul buku  : Strategi Hideyoshi: Another Story of the Swordless Samurai
Penulis        : Tim Clark
Penerbit      : Zahir Books, Jakarta
Cetakan      : Pertama, Agustus 2011
Tebal buku  : 278 halaman
ISBN         : 978-979-19337-3-5
Harga         : Rp. 59.800,00

DALAM sejarah Jepang, Toyotomi Hideyoshi adalah tokoh sepektakuler yang tidak tertandingi dalam mencapai "puncak prestasi". Ia lahir dari keluarga petani miskin, dibelit nasib pahit; berwajah jelek, pendek dan tak berpendidikan. Tapi setumpuk kemalangan hidup itu tak menjadikan Hideyoshi mengutuk nasib yang membelitnya. Kemiskinan yang menjeratnya ia ubah menjadi keberuntungan dengan mengandalkan otak daripada tubuh, akal daripada senjata, strategi (dan logistik) daripada tombak. Tak mustahil, ia kemudian mampu meraih puncak karier gemilang; ia menjadi wakil kaisar bukan berdasarkan garis keturunan, melainkan dari kecerdikan otak.

Tak mustahil, jika perjuangan Hideyoshi dalam meraih prestasi -dari seorang petani miskin hingga bisa jadi wakil kaisar- itu mengundang kekaguman. Tak sedikit orang Jepang, terutama dari kalangan bawah, yang ingin tahu tentang rahasia di balik kesuksesan Hideyoshi. Dan di antara orang yang ingin tahu itu adalah Jiro dan Gonsuke. Dua petani muda itu tidak ingin kelak menjadi petani lantaran ia dilahirkan dari keluarga petani. Dengan kata lain, mereka ingin mengikuti jejak Hideyoshi. Keinginan untuk mengubah nasib itulah yang kemudian membawa keduanya menemui Hideyoshi dengan tujuan ingin mencari kebijaksanaan atau menimba ilmu.

Kehadiran kedua petani itu diterima Hideyoshi dengan hormat, apalagi mereka datang tidak untuk mencari pekerjaan, melainkan hendak mencari jalan menuju keberuntungan. Hideyoshi kemudian berbagi kisah perjuangan di balik kesuksesannya, dan di sela-sela kisah perjalanan hidup yang dituturkan itu, Hideyoshi membeberkan tentang kunci sederhana yang membawanya bisa sukses mencapai puncak prestasi.

Pertama, menentukan "tujuan hidup" dengan membayangkan jalan yang akan mengantarkan ke tempat yang diinginkan. Dalam bahasa  Hideyoshi, "terbayangkan berarti terjangkau". Artinya, membayangkan sesuatu yang benar-benar mungkin; tahu apa langkah pertama yang harus . ditempuh. Ibarat seseorang yang ingin menempuh perjalanan maka ia harus memiliki tujuan. Sebab bagi Hideyoshi, kegagalan manusia lebih sering disebabkan oleh ketiadaan tujuan yang jelas dibandingkan dengan ketiadaan kemampuan.

Kedua, memupuk rasa bersyukur. Sebab --menurut Hideyoshi-- "rasa bersyukur" itu akan mendatangkan keberuntungan, dan perbuatan baik yang dilakukan seseorang akan mendatangkan kebaikan (balik) kepadanya. Ketiga, mengenali bakat (yang terpendam). Keberhasilan itu tidak datang dengan sendirinya. Ia muncul karena pengabdian seseorang dalam mengerahkan bakat (ketrampilan) yang dia miliki dan usahanya sendiri. Padahal, seseorang tak bisa mengharapkan ia akan disegani orang lain, jika ia tidak mengembangkan dan menguatkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Dan itu yang membuat ia meraih keberuntungan.

Keempat, usaha akan menentukan hasil. Usaha setengah-setengah akan membuahka hasil setengah, usaha baik membuahkan hasil baik, tapi usaha yang luar biasa akan membuahkan hasi yang luar biasa. Usaha luar biasa itulah satu cara untuk mendapatkan "keberuntungan". Kelima, kerjasama akan melahirkan keberhasilan. Sebab, di mata Hideyoshi, tak ada seseorang di dunia ini yang bisa berhasil meraih puncak prestasi dengan sendirian. Ia membutuhkan bantuan dan uluran tangan orang lain. Bahkan, seorang pemimpin pun dapat meraih jabatan tinggi, lantaran bantuan dari mitra dan bawahan. Jadi, kerjasama adalah salah satu kunci yang akan menyelamatkan seseorang dari kegagalan dan dengan kerjasama jalan keberuntungan atau keberhasilan itu bisa diraih dengan mudah.

Hideyoshi --di mata penulis buku Strategi Hideyoshi: Another Story of the Swordless Samurai ini- memang tak pernah memaparkan jalan keberuntungan yang dialami itu secara resmi. Tapi, bagi penulis, saripati dari pernyataan dan perjalanan hidup Hideyoshi seakan menegaskan akan warisan berharga dari jalan keberuntungan tersebut. Tak diragukan, berkat rasa syukur, sadar akan bakat yang dimiliki, tujuan yang dapat dicapai, pengerahan usaha yang luar biasa dan kerjasama yang kuat untuk mencapai keberhasilan itulah yang mengantarkan Hideyoshi --lelaki kecil yang berasal dari rakyat jelata itu-- kemudian bisa mengendalikan sebuah bangsa (hal. 243)

Meski buku ini ditulis dalam bentuk fiksi tetapi dilandasi kisah nyata yang terjadi semasa hidup Hideyoshi. Bahkan untuk mengungkapkan kisah yang terpercaya, penulis melengkapi buku ini dengan setumpuk data; buku-buku dari penelitian beberapa sejarawan terpercaya. Sebab, hal itu untuk menjamin "keakuratan" di tengah-tengah mitos atau legenda yang sampai detik ini melingkupi kepemimpinan dan kehebatan Hideyoshi. Tapi, di balik kisah kehebatan Hideyoshi, buku ini menawarkan setumpuk prinsip, rahasia hidup yang dapat digali dari perjuangan hebat Hideyoshi dalam menapaki karier menjadi seorang wakil kaisar.

Maklum, buku ini tidak sekadar cerita tentang kehidupan Hideyoshi, melainkan juga tentang prinsip-prinsip hidup dalam menapaki jalan menuju keberuntungan. Dengan prinsip-prinsip itu, tentu pembaca dapat merengkuh pelajaran berharga dari petuah-petuah yang disampaikan oleh Hideyoshi.

*) N. Mursidi, cerpenis dan blogger buku, tinggal di Jakarta

Tidak ada komentar: