....

Sabtu, 19 November 2011

Meraih Kesuksesan dengan Kekuatan Otak

resensi ini dimuat di Harian Pelita, Sabtu 19 November 2011

Judul buku: Furin Kazan
Penulis      : Yasushi Inoue
Penerbit    : Kansha Books, Jakarta
Cetakan    : Pertama, 2010
Tebal buku: 288 halaman

FAKTOR apa yang menjadikan seseorang bisa meraih kesuksesan? Jika jawaban dari pertanyaan itu adalah karena faktor kesempurnaan fisik, jelas itu tak sepenuhnya benar. Sebab tak sedikit orang-orang sukses yang sebenarnya memiliki fisik tidak sempurna, cacat dan bahkan kurang mendukung untuk bisa meraih cita-cita yang diinginkan, ternyata bisa sukses. Dengan harapan hidup, dan mimpi besar yang ingin mereka rengkuh di kelak kemudian hari, kondisi fisik yang catat itu ternyata tidak menjadi penghalang.  Itu tidak lain --karena-- mereka memanfaatkan "kekuatan" dari potensi otak. Tak salah, mereka kemudian bisa melampaui kecacatan fisik dan bisa merengkuh kesuksesan.

Yamamoto Kansuke (1501-1561), salah seorang ahli stategi perang Klan Takeda adalah salah satu contoh. Padahal ia itu orang catat: buta sebelah dan pincang. Lebih dari itu, nyaris tidak ada orang yang melihat bahwa ia memiliki kelebihan. Tak salah, jika selama bertahun-tahun ia ikut Klan Imagawa, ia tidak lebih seperti orang biasa. Bahkan ia dianggap tidak penting. Tak ubahnya seperti seorang samurai anak bawang. Tapi tatkala datang kesempatan ia bisa bergabung untuk mengabdi Klan Takeda, dan ia diangkat menjadi orang kepercayaan Takeda Harunobu (yang kemudian dikenal dengan sebutan Takeda Shingen), ia justru bisa menjadi orang penting di Klan Takeda menjadi ahli strategi perang yang membawa kejayaan klan Takeda. Bendera perang Furin Kazan yang dimiliki klan Takeda pun berkibar tinggi.

Kansuke memang sosok misterius. Tak ada orang yang tahu akan kelebihan yang ia miliki. Keahlian Kansuke dalam bermain pedang pun lebih serupa legenda karena ia selalu menghindar bertempur terang-terangan. Tetapi, Takeda Harunobu telah membuktikan akan kebenaran sebuah fakta: bawah Kansuke memiliki wawasan dan pengetahuan luas soal strategi perang. Beberapa kali, Takeda Harunobu harus mengakui bahwa otak Kansuke cukup cerdik. Sebab, Kansuke bisa mengubah kebuntuan perang menjadi sebuah kemenangan. Strategi penundukan benteng Toshi, perang melawan Kiso, Ina, Joshua, Bushu dan benteng-benteng lain menjadi bukti nyata bahwa Kansuke bukan sembarang orang, melainkan sang arsitek perang tangguh dan jeli. Juga cerdik.

Kejayaan klan Takeda pun mencapai prestasi gemilang setelah Kansuke menjadi ahli strategi perang Takeda Harunobu. Tetapi soal perang demi memperluas daerah kekuasaan, memang benar tidak akan pernah ada habisnya. Habis perang menundukkan daerah satu, "ambisi" menguasai daerah lain pun menjadi target selanjutnya. Hal itulah, yang menjadikan klan Takeda pun harus berhadapan dengan klan Uesugi. Bahkan keduanya sudah seperti musuh bebuyutan. Bertahun-tahun berperang  nyaris tidak pernah menjadi perang akhir sebagai titik akhir penghabisan. Hingga suatu ketika, kedua klan itu bertemu dalam perang besar. Karena itulah, Kansuke sedari awal merancang perang itu menjadi perang terakhir yang akan ia dalangi sebelum ia tutup usia karena lanjut tua.

Tak ada alasan lain jika ia tidak berjuang habis-habisan. Dalam perang penentuan itu pun, Kansuke benar-benar mempertaruhkan semua yang ia kuasai. Dia pun seperti berjuang melawan nasib. Kemampuannya dalam mengatur, dan menyusun strategi perang ia kerahkan sepenuhnya. Dalam sejumlah pertempuran sebelumnya ia memang selalu sukses menguncang benteng lawan dan bisa meraih kemenangan femilang. Tetapi, kali ini yang dihadapi adalah Uesugi.  Pertempuran ini pun dicatat sejarah sebagai perang besar pada masa klan Takeda.

Tak pelak, jika novel ini pun menjadi sebuah novel sejarah dengan tokoh utama Yamamoto Kansuke. Sosok Kansuke yang misterius, juga fenomenal, menjadi daya tarik dari novel ini. Maklum, ia bukan orang yang dianugerahi kelebihan fisik sempurna, tetapi dalam sepak terjangnya dia berhasil mengukir prestasi gemilang: tercatat sebagai seorang "ahli strategi perang brilian" yang dimiliki klan Takeda. Dari sepak terjang Kansuke itu, pembaca bisa belajar banyak tentang pelajaran hidup dan perjuangan dalam menapaki masa depan demi meraih cita-cita.

*) N. Mursidi, cerpenis tinggal di Jakarta

Tidak ada komentar: