....

Sabtu, 27 Januari 2007

Tali Simpul Mistisme Timur dan Fisika Barat

(Resensi ini dimuat di KORAN TEMPO, Minggu, 27 Januari 2002)


Judul buku: Tao of Physics: Menyingkap Paralelisme Fisika Modern dan Mistisisme Timur
Penulis : Fritjof Capra
Penerjemah : Pipit Maizier
Penerbit : Jalasutra, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2001
Tebal buku : xvi + 414 halaman

Sebuah prestasi yang mengagumkan! Itulah satu kesan yang bisa dipetik ketika membaca buku Tao of Phisics, karya dari Fijrof Capra ini. Bagaimana tidak ?! Karena lewat buku ini, Capra tidak saja mampu mengungkap akar mistisisme Timur dan fisika modern dengan cukup memukau, tapi juga berhasil mempertautkan antara wacana spiritulitas dan sains modern; dalam pararelisme-pararelisme. Lewat buku ini Capra selain ingin meningkatkan citra sains juga sekaligus ingin meletakkan "sebuah dasar ilmiah untuk agama".

Usaha Capra ini patut diacungi jempol, berkenaan dengan adanya "hubungan yang tak harmoni" antara agama (spiritualitas) dan sains yang telah berlangsung sejak lama. Dan itulah upaya Fritjof Capra, seorang fisikawan energi tinggi dari Inggris, yang telah memberikan sumbangan besar bagi masa depan dunia.

Gagasan untuk menemukan ide-ide spiritualitas dengan fisika modern, sebenarnya sudah diimpikan oleh kalangan fisikawan sejak lama. Gagasan itu bisa ditemukan dalam kegelisahan dari lahirnya tiga teori quantum yang masing-masing dimunculkan oleh Werner Heisenberg (mekanika matriks), Erwin Schrodinger (mekanika gelombang), dan Paul Dirac (aljabar quantum). Dan dikemudian hari, muncul pula Einstein (relativitas), Podolsky, dan Rosen (EPR).


Tetapi dari semua usaha itu, ternyata masih menyisakan tanda tanya besar; bahwa ketidakpastian tentang quantum masih bersifat ganjil dan mereka bisa dikatakan gagal membuktikan apa di baliknya.

Meski dari usaha ilmiah ini gagal, justru di sisi lain telah ditemukan dan ini tambah memperkuat wilayah lain yang lebih mengherankan, yaitu dari dunia kosmologi sub-atomik. Dan berangkat dari pandangan sub-atomik tersebut, Capra menemukan adanya paralelisme antara wacana mistik Timur dan fisika modern. Karena menurutnya, pandangan dari teori fisika quantum dengan adagium yang dikenal "coincidentia oppositorum" (penyatuan dari dua yang bertentangan) lebih mirip dengan pandangan dari kebijakan Timur (mistik agama-agama) tentang oneness of being (kesatuan wujud).

Capra juga menjelaskan bahwa di abad ke-20, fisika pun telah menunjukkan bahwa konsep-konsep pandangan dunia organik (mistisisme Timur), meskipun sedikit nilainya bagi sains dan teknologi, tetapi secara ekstrim telah bermanfaat pada tingkat atom dan sub-atom. Fisika klasik didasarkan pada hal yang terakhir yang bisa diperoleh dari teori quantum yang mengimplikasikan satu hal, di mana titik balik tidak mungkin. Dan hal ini memunculkan satu indikasi bahwa pandangan-pandangan dunia terhadap fisika dan mistisisme Timur menjadi serupa (hal. 361). Pendeknya, terdapat pararelisme.

Bukti adanya pararelisme itu secara gamblang dijelaskan Capra dalam buku ini. Selain itu, disertai dengan analisis yang tajam di bagian tiga, sembilan bab terakhir yang meliputi; dinamika gerak, asas perubahan, ruang-waktu, elemen-elemen quark, dan tarian-tarian kosmis telah memperkuat Capra untuk layak dijuluki sebagai fisikawan berotak cemerlang. Karena, ia telah melakukan apa yang tidak terpikirkan oleh para fisikawan.

*) Nur Mursidi, mahasiswa Teologi-Filsafat IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Tidak ada komentar: