....

Jumat, 02 November 2007

Kejahatan Jurnalisme Media AS

(resensi ini dimuat di Suara Merdeka, Minggu 11 Feb 07)

Judul buku: Dosa-dosa Media Amerika
Penulis : Jerry D. Gray
Penerbit : Ufuk Press, Jakarta
Cetakan : Pertama, 2006
Tebal buku : xxviii + 251 hlm

DI tengah kemajuan teknologi dan sains seperti sekarang ini, keberadaan media --entah itu televisi, radio dan koran-- nyaris bak sebuah jendela yang dapat membuka mata orang untuk mengenal dunia. Bagaimana tidak, dengan membaca koran atau duduk di depan tv, orang sudah bisa mengetahui peristiwa yang terjadi di belahan bumi. Pendek kata, media telah menjadi semacam tas kecil yang bisa menyimpan sekaligus menumpahkan "isi" dunia.

Anehnya, setiap orang nyaris percaya bahwa kebenaran yang disajikan media adalah fakta. Padahal, tak semua media patut dijadikan jendela yang bisa dipercaya untuk melongok dunia, terlebih lagi media Amerika. Adanya kekuatan pemilik modal, dominasi kekuasaan serta kerapuhan "iman" para jurnalis, rupanya telah menggiring media di Amerika melupakan prinsip-prinsip jurnalisme. Akibatnya, media Amerika tak lebih hanya alat propaganda pemerintahan Bush.

Gambaran keberadaan media yang cuma menjadi corong Bush itulah yang kini dialami media Amerika, seperti diungkapkan Jerry D. Gray dalam buku Dosa-dosa Media Amerika ini. Jerry menguak berita-berita yang dilansir Fox News, CNN serta The Weekly Standar, tak saja telah menjadi corong Bush melainkan juga berat sebelah, bahkan mencuci otak. Lelaki muallaf kelahiran Weisbaden Jerman ini mencontohkan, dulu sebagai orang Barat, dia telah salah menilai Islam karena media Amerika telah mencitrakan umat Islam itu jahat, ekstrim dan pengacau bagi perdamaian dunia. Padahal, citra itu tak benar!

Media, menurut Jerry, sudah seharusnya menyajikan fakta atau gambar berbagai peristiwa tanpa harus diberi label interpretasi (opini). Tetapi. media AS yang memegang teguh jurnalisme, jujur dan berani mengontrol pemerintahan, kini seperti mimpi di "siang bolong". Karena itu, wajar Berstein (yang sempat bekerjasama dengan Bod Woodward mengangkat skandal Watergate dan mengakibatkan mundurnya presiden Nixon) berkomentar, "Dewasa ini, kebanyakan media telah jadi gosip, sensasional dan kontroversi yang direncanakan."

Kenapa? Jerry menilai bahwa media AS telah menjadi corong dusta pemerintah. Tak salah, bukan kebenaran yang kemudian disajikan dari berita, tapi sebuah konspirasi. Di antara skandal teori konspirasi yang disebutkan Jerry, semisal; serangan WTC 11 September 2001. Tapi, Amerika melalui kekuatan media, tanpa bukti menuduh Osamah bin Laden serta jaringan Al-Qaida sebagai 'tersangka'. Padahal, tragedi itu skandal Amerika. Pasalnya, ada investasi Silverstein yang akan mengeruk untung pasca-tragedi.

Jauh sebelum tragedi WTC, musibah Oklahoma 1995 yang menewaskan 186 orang pun telah membawa media Amerika tak lagi independent. Dengan menuduh Timothy McVeight dan Terry Nicholas sebagai pelaku, media AS masih mengaitkan kedua orang itu dengan jaringan Al-Qaida dan Irak. Juga kebohongan perdagangan opium di Afghanistan, "penyiksaan" tahanan di Abu Ghrib serta Guantanamo. Tetapi kebohongan besar dari media Amerika yang tidak bisa dinafikan adalah kasus Saddam Husein dan tuduhan AS terhadap Irak yang diduga memiliki senjata pemusnah massal. Padahal, tuduhan Bush --lewat media-- terhadap Irak itu tak terbukti.

Pemberitaan itupun tak lebih skandal untuk menjustufikasi invasi ke Irak. Dengan kata lain, Bush telah berbohong pada penduduk bumi. Karena dibalik invasi Irak itu ada maksud untuk mengeruk keuntungan minyak Irak lewat Halliburton -milik Deck Cheney- dan dendam Bush untuk menumbangkan Saddam, bukan untuk menjadikan Irak sebagai negara demokrasi.

Selain kebohongan di area politik-ekonomi, media di Amerika telah dijadikan pemerintahan Bush sebagai alat mendistorsi fakta guna mengungkapkan asal AIDS, soal fluorida, fenilpropanolamin dan aspartam. Tetapi, kenapa Media Amerika tak memberitakan yang seharusnya diberitakan? Kenapa media Amerika tidak menyampaikan kebenaran dan Persatuan Pers Geduh Putih pun mati suri di bawah ketiak Bush? Karena itulah, dengan sejumlah kebohongan tersebut, Jerry --mantan US Air Force dan wartawan Metro TV & CNBC Asia-- berpendapat bahwa dunia, kini penuh dengan kebohongan. Karena media yang seharusnya membawa kebenaran telah menjadi corong penguasa, memelintir, berat sebelah dan mencuci otak.

Disarikan dari "data dan fakta-fakta" yang disarikan Jerry dari internet, buku ini memang bukan hasil investigasi. Tetapi, buku ini tetap memiliki bobot serta keakuratan data yang bisa dilacak dan diverifikasi. Sayang, di dalam mengungkap fakta kebohongan media AS, Jerry -yang dikenal pula sebagai master instruktur selam- kurang memberikan balance keberadaan media-media lain di Amerika yang tidak jadi corong Bush. Jika buku ini ada balance seperti itu, maka kekuatan dari sibakan Jerry jelas akan lebih menarik dan tak hitam-putih meski hampir seluruh umat dunia paham bahwa media AS berat sebelah dan menerapkan standart ganda dalam melihat negara yang berpenduduk muslim.

Kendati demikian, kehadiran buku ini telah membuka mata pembaca untuk mengetahui dusta media Amerika sekaligus belang pemerintahan Bush. Karena, Amerika yang selama ini dikenal sebagai negara demokratis ternyata memiliki karakter busuk dan menjadikan media sebagai "alat propaganda" belaka untuk menipu penduduk dunia.***

*) N. Mursidi, alumnus Filsafat UIN, Yogyakarta.

Tidak ada komentar: