Resensi buku ini dimuat Media Indonesia, Sabtu 6 Sep 2008
Judul buku : The Real McCain
Penulis : Cliff Schecter
Penerbit : Zahra, Jakarta
Cetakan : Pertama, Agustus 2008
Tebal buku : 218 halaman (termasuk indeks)
CALON presiden AS dari Partai Republik, John McCain siap melaju menghadang Barack Obama dalam pemilihan presiden AS yang akan digelar 4 November mendatang. Pertarungan seru Obama versus McCain untuk bisa melenggang menuju Gedung Putih itu tentu akan jadi pertaruhan besar bagi rakyat AS. Bagaimana tidak? Kalau sampai rakyat AS salah menjatuhkan pilihan, tentu tak ada pilihan lain kecuali harus menunggu 4 tahun lagi dalam pemilihan presiden mendatang.
Buku ini secara gamblang mengungkap sisi gelap McCain tanpa tedeng aling-aling. Ditunjang dengan setumpuk fakta, penulis menelanjangi McCain yang bakal jadi presiden. Karena itu, penulis menganggap buku ini bukan sekadar dongeng, tetapi sebuah fakta yang justru menjadi pesan terakhir bagi rakyat AS untuk berhati-hati sebelum semua rakyat AS nanti menjatuhkan pilihan.
Di mata penulis, McCain itu seorang maverick yang berhati keras, sulit ditebak, berlidah tajam, sulit dimengerti, suka membantah sekaligus mempesona, dan selalu menang. Dia memang pernah sekali jadi seorang yang memiliki prinsip, dianggap sebagai pahlawan yang mengabdi pada bangsa AS dengan keberanian. Tapi McCain tetap tidak lebih sebagai politisi oportunis.
Pesan penulis itu tentu tidak didasarkan bukti bohong, melainkan berlandas sepak terjang Mccain yang memang berbahaya. Sayangnya, McCain sudah "terlanjur" menjadi kandidat presiden dari Partai Republik yang siap menghadang peluang Obama dalam pilpres mendatang.
Apakah McCain bisa menang? Tentu, hanya rakyat AS yang bisa menjawab pertanyaan itu dalam pilpres 4 November mendatang. ***
*) N. Mursidi, cerpenis dan peneliti pada Ciputat Writing Centre (CiWC), Jakarta.
Buku ini secara gamblang mengungkap sisi gelap McCain tanpa tedeng aling-aling. Ditunjang dengan setumpuk fakta, penulis menelanjangi McCain yang bakal jadi presiden. Karena itu, penulis menganggap buku ini bukan sekadar dongeng, tetapi sebuah fakta yang justru menjadi pesan terakhir bagi rakyat AS untuk berhati-hati sebelum semua rakyat AS nanti menjatuhkan pilihan.
Di mata penulis, McCain itu seorang maverick yang berhati keras, sulit ditebak, berlidah tajam, sulit dimengerti, suka membantah sekaligus mempesona, dan selalu menang. Dia memang pernah sekali jadi seorang yang memiliki prinsip, dianggap sebagai pahlawan yang mengabdi pada bangsa AS dengan keberanian. Tapi McCain tetap tidak lebih sebagai politisi oportunis.
Pesan penulis itu tentu tidak didasarkan bukti bohong, melainkan berlandas sepak terjang Mccain yang memang berbahaya. Sayangnya, McCain sudah "terlanjur" menjadi kandidat presiden dari Partai Republik yang siap menghadang peluang Obama dalam pilpres mendatang.
Apakah McCain bisa menang? Tentu, hanya rakyat AS yang bisa menjawab pertanyaan itu dalam pilpres 4 November mendatang. ***
*) N. Mursidi, cerpenis dan peneliti pada Ciputat Writing Centre (CiWC), Jakarta.
4 komentar:
Akhirnya kang murshid meresensi buku yang kuusulkan itu :-). Ok, selamat ya.Ada sedikit komentar buat resensi ini:
1. sikap anda atas buku itu kurang berimbang, cobalah cari hal yang kurang dari buku tsb (dalam hal apa saja)
2.ada enggak buku yang lainnya yang sejenis dengan buku ini?nanti anda bisa bandingkan.
3. respon di AS/luar negeri sendiri bagaiman ttg buku ini?kan lumayan merugikan buat kandidat tsb.
salam
trims untuk komentarnya!!! 1. buku ini memang hampir sepenuhnya menelanjangi McCain. dan aku pikir, penulis cukup jeli mendapatkan setumpuk fakta seputar McCain, hampir tidak aku temukan pujian yang sengaja dicomot untuk membuat kutukan penulis thdp Mccain sepenuhnya memiliki celah putih, 2) ada buku lain yang ditulis ttg McCain, tetapi setahuku ditulis dengan nama samaran. aku kurang tahu jelas, jadi aku kesampingkan. 3) dalam hal respon warga AS, aku memang tak menjadikan hal ini sebagai tambahan ulasan. maklum, aku sudah mulai kurang kritis dalam menulis resensi dan mulai hengkang. he 3x! Toh, meresensi buku kali hanya iseng2, mungkin mengobati kerinduanku utk menulis lagi, sebab aku hampir sakit jika tidak menulis....
kang murshid hebat, isengnya aja menulis resensi.Yang membuat hebat lagi adalah menulis bagi anda sudah candu,buktinya anda jatuh sakit, iya kan? sama seperti yang dialami oleh kuntowijoyo dan Karen Armstrong, mereka menjadi sehat kalau menulis terus.Trauma hidup Armstrong menjadi hilang saat ia menulis Sejarah Tuhan. Tapi jangan sampai kayak Virginia Woolf ya.sukses untuk anda kang murshid.
selamat ya... Hiekss
Posting Komentar