....

Minggu, 19 Februari 2012

"Surat Cinta" Untuk Gubernur

resensi buku ini dimuat di Bisnis Indonesia Minggu 19 Februari 2012

Judul buku  : Andaikan... Aku atau Anda, Gubernur Kepala Daerah
Penulis        : Prijanto
Penerbit      : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan      : Pertama, Desember 2011
Tebal buku  : 332 halaman
Harga buku : Rp. 115,000,-

NIAT Prijanto mengajukan diri mundur dari jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta --yang telah diemban selama 4 tahun--, tentu cukup mengejutkan dan mengundang tanda tanya. Pasalnya, ia mundur secara tiba-tiba justru tatkala masa jabatan Prijanto tidak lama lagi akan berakhir tepat tahun 2012 ini. Jadi apa yang membuat Prijanto tak sabar menunggu hingga masa akhir jabatannya?

Keputusan Prijanto itu pun mengundang pro dan kontra. Bahkan, peneliti LIPI Tri Ratnawati menganggap keputusan Prijanto untuk mudur sebelum berakhir masa jabatannya itu, dianggap tidak profesional dan tak bertanggung jawab.

Terlepas dari pro dan kontra, tentu, hanya Prijanto yang tahu alasan di balik semua itu. Tetapi, melului buku Andaikan... Aku atau Anda, Gubernur Kepala Daerah karya dari Prijanto ini, setidaknya pembaca bisa menangkap akan pilihan Prijanto untuk mundur. Meskipun buku ini tidak ditulis untuk menjawab keputusan itu, pembaca bisa membaca catatan pengabdian Prijanto selama menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, apa yang sudah dikerjakan selama ia menjadi wakil gubernur hingga kekesalannya (yang bisa dibaca hingga kemudian ia memilih untuk mundur).  Tak salah, kalau buku ini --di mata J Kristiadi-- dapat dikatakan sebagai bentuk melawan arus kanibalisme kemungkaran.

Tapi, untuk bisa membenahi setumpuk persoalan pelik yang menghimpit ibu kota itu memang tidak mudah. Apalagi, Prijanto hanya jadi wakil Gubernur --yang bisa dikata sebagai "ban serep". Kendati demikian, beberapa langkah yang telah dilakukan Prijanto tetap patut dicatat sebagai sumbangan bagi keperpihakan terhadap rakyat kecil.

Ketika ia melihat bahkan merasa kebijakan yang dicetuskan oleh Gubernur tidak memberikan ruang bernapas bagi orang kecil, Prijanto berjuang membela --seperti ketaksetujuannya soal pajak warung Tegal, peran yang ia ambil dalam proyek penanggulann kemiskinan melalui PNPM-MP, hingga terealisasinya Kanal Banjir Timur berkat kesigapannya turun langsung ke lapangan.

Dari pengalaman dan tugas yang ia emban sebagai Wakil Gubernur, ia pun bisa memetik beberapa pelajaran yang kemudian ia tuangkan ke dalam buku ini. Sebuah buku yang intinya ingin menegaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang guburnur. Bagi Prijanto, seorang Gubernur itu harus berani dan bisa melakukan perubahan.

Tentu, terbitnya buku tidak lepas dari kontroversi atau bahkan mengudang kecurigaan. Apalagi, setelah ia mengajukan diri mundur --dari jabatan Wakil Gubernur. Tak pelak, jika kehadiran buku ini dan kemudian diikuti dengan langkah mundur yang pilih oleh Prijanto itu dinilai sebagai satu langkah atau bentuk kampanye menyambut pilgub 2012.

Terlebih, dalam buku ini Prijanto mengandaikan dirinya -dan Anda- sebagai gubernur dan apa yang harus dilakukan.

*) N. Mursidi, peneliti pada Al-Mu`id Institute, Lasem, Jawa Tengah

Tidak ada komentar: