....

Minggu, 14 April 2013

Terobosan Dahlan Iskan Menahkodai BUMN

resensi buku ini dimuat di Jurnal Nasional, Minggu 14 April 2013

Judul buku: Manufacturing Hope: Bisa! Impian dan Gagasan Segar Dahlan dalam Mengelola BUMN
Penulis      : Dahlan Iskan
Penerbit    : Elex Media Komputindo, Jakarta
Tebal buku: 278 halaman
Cetakan    : Pertama, 2012
ISBN        : 978-602-00-3398-3
Harga buku: Rp. 52.800,-

DALAM jajaran kabinet Indonesia Bersatu jilid II, sosok Dahlan Iskan mungkin bisa disebut salah satu menteri yang unik. Ia tampil dengan gaya kepemimpinan lain daripada menteri yang lain. Dengan basic yang ia miliki sebagai wartawan dan pernah jadi CEO sebuah media, dia masih memiliki kepekaan mata hati dan insting bisnis yang kuat sehingga hal itu yang membuat dia beda. Dia mampu menerobos belitan birokrasi untuk bergerak mengambil keputusan dengan cepat, tepat dan brilian.
   
Setelah diangkat presiden untuk memimpin kementrian BUMN, Dahlan sadar memiliki pekerjaan penting yang harus segera ditangani: membenahi setumpuk perusahaan milik negara dengan cerdas dan cemerlang agar bisa menangguk untung lantaran dibelit berbagai persoalan pelik. Padahal membenahi perusahan-perusahaan bermasalah itu --siapa pun tahu- tak bisa dilakukan sekadar membalik telapak tangan dan butuh waktu. Tak pelak jika Dahlan menggunakan cara lain; ia menggunakan kekuatan pena dan pikiran dengan cara menuliskan ide, gagasan dan terobosan yang dia inginkan di berbagai media massa supaya kebijakannya itu dapat dijalankan oleh jajaran, dan sekaligus pimpinan BUMN --bahkan oleh masyarakat secara luas.
   
Buku Manufacturing Hope: Bisa! Impian dan Gagasan Segar Dahlan dalam Mengelola BUMN ini adalah kumpulan tulisan Dahlan Iskan tentang "harapan" yang ia embuskan untuk membangun BUMN demi kesejahteraan bangsa. Dia yakin, dengan harapan itu, dia akan dapat membenahi beberapa perusahaan milik negara yang sulit, sekarat, dan bahkan hampir tutup. Ia sadar dalam membenahi BUMN ia harus fokus dan memiliki misi cemerlang. Sebab itu, setelah sebulan, pada bulan November 2011 menduduki jabatan menteri BUMN dan setelah mengunjungi 30 unit usaha milik publik, dia bertekat untuk lebih dulu membangun industri manufacturing hope, yakni industrialisasi harapan (hal. 1).
   
Dengan tekat itu, dia tak segan-segan untuk terjun langsung. Beberapa jurus terobosan pun ia siapkan dengan matang; ia menempatkan BUMN sebagai korporasi. Tak salah, jika dia pun berperan sebagai Chairman/CEO daripada sebagai menteri. Dengan segenap tenaga dan pikiran, dia ikut terjun dalam memecahkan persoalan pelik, semisal menangani hotel-hotel BUMN (hal 1-5), industri rekayasa (hal. 7-12), bandara Soekarno-Hatta (hal. 19-24) dan bahkan menghidupkan kembali Merpati (Bisakah Merpati Hidup Lagi? hal 31-37). Demi menghidupan kembali Merpati agar bisa terbang, Dahlan bahkan sampai memancing kemunculan ide bernas dari jajaran direksi, komisaris dan manajer senior Merpati dengan cara menghadiahi mobil Avanza bagi siapa pun yang memiliki ide bisa menghidupkan Merpati.
   
Selain itu, Dahlan pun bertindak super cemerlang untuk membenahi beberapa perusahan BUMN seperti Djakarta Llyod, pabrik Kertas Leces di Purbolinggo, Industrialisasi Kapal Indonesia (IKA) di Makasar, dan 25 pabrik gula milik BUMN yang mengalami nasib hampir mati. Sebab dalam menangani perusahaan-perusahaan itu, dia tahu tak bisa diselesaikan dengan keluhan, omelan, marah, seminar, rapat kerja, sidak atau mutasi jabatan (Yang Tidak Akan Selesai dengan Keluhan dan Gerojokan (hal 68-73). Ia sadar, ia harus membenahi manajemen lebih dulu sebelum digerojok modal. Demi membenahi menajemen, misalnya, Dahlan harus menyelesaikan masalah yang menimpa 25 pabrik gula dengan bernas dan unik; menggelar acara bahtsul masail kubro pabrik gula.
   
Terobosan-terobosan Dahlan Iskan yang dia tuangkan dalam buku ini, memang beda dan lain. Demi efisiensi dan menekankan prinsip kerja, kerja dan kerja, Dahlan pun menerapkan kebijakan tak lagi mementingkan rapat. Karena itu, ia mengurangi jumlah rapat, kemudian mengganti rapat melalui group Blackberry Mesenger. Hal itu selain lebih efisien juga menekankan prinsip kerja. Lebih dari itu, Dahlan bahkan mengumandangkan prinsip kerja di BUMN itu bukan tempat untuk "mengabdi" (lagi) melainkan menjadikan BUMN itu sebagai tempat untuk mengukir prestasi.
   
Tidak salah lagi, demi tujuan mengejar prestasi itu, Dahlan bekerja dengan cara yang lain daripada yang lain. Tapi semua itu lahir dari gagasan, ide dan pemikiran Dahlan yang memang unik, penuh terobosan, cekatan, bijak, luwes, cepat, dan bahkan yang tak kalah penting lagi: tepat, dan fokus. Terobosan dan cara kerja Dahlan Iskan itulah yang membuat ia dikenal luas. Namanya melejit bak meteor, bahkan ia digadang-gadang menjadi calon presiden 2012 nanti. Karena, dia mau turun ke lapangan, membaur dengan petani, nelayan, dan dekat dengan rakyat.
   
Tetapi, langkah dan terobosan Dahlan Iskan yang mau menyapu di bandara, membuka pintu tol dan bahkan hingga tidur di rumah petani tetap ada sebagian kalangan yang memandang lain; dianggap tak lebih sebagai pencitraan. Terlepas apakah langkah Dahlan itu pencitraan atau bukan, dari cara ia bekerja dan memoles beberapa perusahaan milik negara, ada setumpuk pelajaran yang bisa diambil dan dijadikan pelajaran. Karena, dalam tulisan yang terangkup dalam buku ini, ada setumpuk cerita perjalanan kerja Dahlan Iskan ketika menangani beberapa perusahaan milik BUMN telah "mengajarkan" pembaca bagaimana bersikap dan mengambil kebijakan ketika menghadapi perusahaan yang hampir mati. Sebuah pelajaran yang sungguh berharga.

    *) N. Mursidi, peneliti pada Al-Mu`id Institute, Lasem, Jawa Tengah

Tidak ada komentar: