Belakangan ini, hujan kerapkali mengguyur Jakarta. Aku tak pernah membayangkan, bagaimana jika tiba-tiba Jakarta diguyur hujan buku? Ah, itu jelas tidak mungkin. Tetapi di bulan April ini aku merasa diguyur hujan buku. Padahal, aku sudah "memutuskan untuk tidak lagi menulis di koran", terutama menulis resensi buku --kecuali hanya sekedar mengobati kerinduan akan sebuah buku bagus yang bisa menjadi semacam obat kenangan. Juga kalau memang ada satu/dua buku bagus, fenomenal dan kontroversial yang sudah terlanjur aku baca dengan serius. Jadi, eman-eman jika tidak "ditimbang" dan dinilai. Di sisi lain, menulis resensi di tempatku bekerja!
Anehnya, justru di saat keputusan itu sudah aku ketuk dengan palu besar, dan nyaris tidak bisa ditawar lagi, dua resensiku yang aku buat sekitar 1 tahun lalu (buku Kafka on The Shore) dan empat bulan yang lalu (The Swordless Samurai) justru menuai berkah; di muat di majalah Gatra, dan Surabaya Post. Kedua resensi tersebut tentu memberikan semacam keterkejutan. Tetapi satu hal yang tak bisa dimungkiri dari berkah itu adalah bahwa kepercayaan beberapa penerbit serta penulis yang masih "melihat aku masih punya potensi dan kekuatan menulis resensi". Padahal, kekuatan itu sudah rapuh, nyaris hilang dan mungkin mencapai titik kejenuhan.
Di saat-saat seperti itulah, aku menemukan sebuah ketenangan palsu -yang belum pernah aku alami sepanjang hidupku sebagai penulis. Aku disekap rasa malas bahkan kerjaan menulis yang sudah aku sanggupi menjadi terbengkalai. Tetapi, di balik kecerobohan itu, aku merengkuh satu moment di mana menulis ternyata masih menjadi secercah harapan yang menghuni relung di hatiku; aku tak bisa meninggalkan keinginan untuk tak menulis. Ini moment yang menggelisahkan, tapi menjungkirbalikkan mood-ku dalam menulis.
Ah..., lupakan itu sejenak. Diam, dan menulislah. Apalagi ketika bulan ini beberapa paket buku gratis dari penerbit dan penulis berdatangan ke alamatku. Adapun buku gratis yang aku terima di bulan April ini, antara lain:
01. Tokyo, Mo Hayden (Dastan, Jakarta)
02. The Butcher, John Lutz (Dastan, Jakarta)
03. Count to Ten, Karen Rose (Dastan, Jakarta)
04. The Swordless Samurai, Kitami Masao (Redline Publishing, Jakarta)
05. The Dying Game, Beverly Barton, (Dastan, Jakarta)
06. Lost Souls, Lisa Jackson (Dastan, Jakarta)
07. In Darkness, Death, Dorothy & Thomas Hoobler (Dastan, Jakarta)
08. Perkawinan antarbangsa; Love & Shock, Hartati Papafragos (Esensi, Jakarta)
10. Baiti Jannati, Kurtubi (Yayasan Fajar Islam Indonesia)
11. Rahasia Sukses Membangun & Mengelola Bengkel/Toko Spare Part Motor, Effendi Budi P (Dahara Prize, Semarang)
12. Prahra Asmara, Zara Zettira ZR (Akoer, jakarta)
13. 1434: Saat Armada Besar China Berlayar ke Italia dan Mengobarkan Renaisans, Gavin Manzies (Pustaka Alvabet, Jakarta)
14. Live Through This (dalam bentuk fotocopy yang rencananya akan diterbitkan penerbit Redline, Jakarta).
Jika Anda mau meluangkan waktu untuk datang ke kontrakanku, dan berniat meminjam buku untuk kemudian diresensi, tentunya aku tidak akan keberatan untuk meminjamkan buku yang sekiranya Anda sukai.
Memang, masa merayakan kejayaan menulis resensi sudah berlalu. Masa menikamati honor koran pun sudah tidak lagi terpikirkan. Masa menunggu honor yang tidak kunjung datang pun sudah tak lagi menggetarkan dendam dan yang harus kuhadapi sekarang ini adalah mood baru yang akan kuukir di kelak kemudian hari; mengenang sepenggal kehidupan dalam bentuk novel dan skenario sinetron.
Malam merekah, dan gelap mulai mewarnai langit. Aku menyusun puzzle yang akan aku "garap" --setidaknya-- setiap habis shalat subuh. Entah itu meluangkan waktu satu atau dua jam dalam sehari. Itulah, jurus melangkah bagi seorang bayi yang belajar berjalan untuk menggapai sebuah impian!***
Ciputat, 30 April 2009
4 komentar:
Laki-laki harus punya tekad yang kuat, ya.. sangat kuat! seperti Ibnu Batutta (hehe..mentang2 habis nonton filmnya...
Jadi, kalau mas Mursid juga begitu, nanti akan kuhadiahi kata-kata: "Mas Mursid kueren deh..! Cooooool...! " hehehe..
Ya, udah.. met berproses ..! Dari bayi yang merangkak (juga ngompol hi...), berjalan, berlari dan akhirnya... melompatlah yang tuinggi!:-)
ya, aku akan belajar berjalan! trims
sudah ber-ratus novel kau makan, maka muntahkan novel-novel itu menjasi segunduk novelmu sendiri. sudah ber-laksa naskah kau tekuni bahkan masuk di alam mimpimu, maka tulislah naskah dirimu sendiri...untuk itu kawan, mau film kek..mau novel kek..yang penting "kapan kamu ngirimi aku buku geratis!!!"
Weleh... mau buku gratis aja pake ngomong ngalor-ngidul dulu...hehe
Jadi, intinya..."kapan aku dapat buku gratis?!" wkekekekek....
Posting Komentar