resensi ini dimuat di Lampung Post, Minggu 27 Juni 2010
Judul : The Power of Creativity: Mengubah yang Terbatas Menjadi Tak Terbatas
Pengarang : Peng Kheng Sun
Penerbit : Andi, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Maret 2010
Tebal : xviii + 150 halaman
TUHAN menganugerahi hadiah istimewa berupa kreativitas yang tak terbatas kepada manusia. Maka, sangat disayangkan jika kreativitas itu kemudian disia-siakan dan tak dimanfaatkan dengan maksimal. Pasalnya, keistimewaan itu tak diberikan Tuhan kepada makhluk lain, termasuk malaikat sekali pun. Tak disangkal, jika manusia merupakan satu-satunya makhluk mulia di muka bumi ini. Dengan potensi itu, manusia kemudian dapat merancang masa depan, meraih apa yang dia harapkan, merajut impian bahkan untuk mengubah nasib atas jalan hidup yang ingin dipilihnya di kemudian hari.
Tapi potensi otak (yang merupakan pemicu kreativitas) itu ternyata tak sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian besar umat manusia. Dari hasil penelitian sejumlah pakar, kebanyakan orang hanya menggunakan sebagian kecil kemampuan otak, atau kurang dari 10 persen.
SSelebihnya, 90 persen dari potensi otak tidak digunakan. Tak pelak, jika hanya sebagian kecil orang yang bisa sukses. Sebagian besar yang lain; hidup tak menguntungkan. Padahal, jika potensi otak itu dikelola dengan baik dapat melahirkan letupan kreativitas yang luar biasa dan bisa mengantarkan orang meraih sukses hidup.
Sengatan untuk memanfaatkan potensi otak guna meningkatkan kreativitas itulah yang digelindingkan Peng Kheng Sun dalam buku The Power of Creativity: Mengubah yang Terbatas Menjadi Tak Terbatas ini. Peng Kheng Sun tidak menepis, bahwa kreativitas itu dapat dipelajari, dilatih dan dikembangkan. Apalagi, setiap orang --menurut Kheng Sun-- sejak lahir sudah dianugerahi secuil kreativitas. Tapi, sayangnya seiring perjalanan waktu kreativitas itu tertimbun bahkan tenggelam karena berbagai faktor. Maka lewat buku ini Kheng Sun coba membakar api kesadaaran pembaca bahwa untuk meraih sukses, tidak ada jalan lain kecuali harus menjadi manusia yang kreatif. Tidak dapat disangkal, jika kreativitas itulah yang akan mengantarkan seseorang bisa berhasil dan sukses menjalani hidup.
Terbukti, orang-orang yang sukses dan yang dicatat sejarah adalah orang-orang yang kreatif. Sebut misalnya Vaust (yang bisa membuat parasut berkat sketsa Leonardo da Vinci), Johann Gutenberg (penemu mesin cetak), Marconi (penemu radio transistor), Wright bersaudara (penemu pesawat terbang), Isaac Newton (penemu teori gravitasi setelah kejatuhan apel di kepala). Maka, bagi Peng Kheng Sun (yang pernah menjadi dosen di STIMIK AKI Pati ini) meneguhkan, "semakin kreatif seseorang, maka perluang untuk sukses terbentang". Pasalnya, setiap sendi kehidupan, butuh sentuhan kreativitas.
Tentu, untuk bisa memanfaatkan kreativitas itu secara maksimal dibutuhkan kerja keras, latihan dan proses belajar yang tiada henti. Hal itu tak lain karena kreativitas perlu ditingkatkan dengan cara memelihara cara ingin tahu (untuk terus belajar), mencoba hal baru (bereskperimen), bersikap positif (terbuka dengan pendapat orang lain juga mengembangkan lebih jauh) dan berani menghadapi resiko. Dengan cara seperti itu, maka kreativitas akan terasah dan ide-ide segar bisa muncul hingga mengantarkan seseorang meraih sukses hidup.
Tapi ketika kreativitas itu sudah ditemukan, tetap masih perlu dipelihara dengan baik. Karena zaman terus bergerak dan tanpa mengikuti perkembangan zaman, seseorang bisa akan tertinggal. Maka, cara memelihara kreativitas itu tetap terpelihara dan menemukan kemajuan tidak lain adalah dengan terus membaca (untuk menyerap informasi dan pengetahuan baru untuk santapan otak, kemudian diolah menjadi sebuah gagasan dan ide), mencatat (karena dengan mencatat itu, informasi dan pengetahuan akan tetap terjaga), meningkatkan keahlian (dalam segala bidang) dan memiliki motovasi (untuk terus maju).
Dengan terus meningkatkan dan tetap memelihara krativitas, tidak disangsikan lagi, jika seseorang ditimpa masalah: seperti terkena PHK, terjangkit penyakit, akan bisa mengatasi dengan baik. Dengan kata lain, orang yang memiliki kreativitas akan bisa mengatasi berbagai masalah yang datang dan ia tidak diombang-ambingkan oleh ujian hidup. Karena Tuhan menganugerahi kreativitas, tidak lain menjadi bekal bagi orang yang mau maju dan hidup sukses. Dengan memanfaatkan anugerah Tuhan berupa kreativitas itu, maka masa depan bisa terbentang di depan mata.
Tak disangsikan, bahwa buku ini ibarat sebuah obor yang mampu memelijitkan pembaca. Karena, penulis mematikkan kesadaran bahwa untuk sukses hidup, kreativitas itu adalah pintu yang bisa mengetuk segudang masalah yang sedang melanda seseorang. Pada sisi lain, buku ini pun memiliki "pretensi" bukan sekadar menyadarkan pembaca untuk memahami konsep kreativitas (karena didengung oleh penulis bahwa kreativitas itu bisa dipelajari, dilatih dan dikembangkan) melainkan juga membuka "masa depan" pembaca karena diajak untuk memanfaatkan potensi otak secara maksimal untuk meraih kesuksesan hidup. Ironisnya, selama ini potensi otak itu sering disia-siakan dan tak dimanfaatkan dengan baik oleh banyak orang. Padahal, potensi otak itu adalah hadiah istimewa dari Tuhan yang perlu dikembangkan.
Kelebihan lain buku ini dilengkapi dengan pengalaman penulis dalam menapaki hidup. Jadi, tidak semata-mata sekumpulan teori mentah yang diseret dari langit begitu saja dan tanpa batu pijakan. Justru dengan secuil pengalaman hidup penulis yang dituturkan dalam buku, menjadikan buku ini siap diterapkan. Dan buku ini menjadi sebuah referensi dan bukti nyata dari kekuatan kreativitas. Karena, buku ini mengajarkan bagaimana kreativitas dimanfaatkan secara maksimal untuk mengantarkan siapa pun bisa menjadi sukses dalam segala bidang.***
*) N. Mursidi, blogger buku dan pekerja seni, tinggal di Jakarta
Tapi potensi otak (yang merupakan pemicu kreativitas) itu ternyata tak sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian besar umat manusia. Dari hasil penelitian sejumlah pakar, kebanyakan orang hanya menggunakan sebagian kecil kemampuan otak, atau kurang dari 10 persen.
SSelebihnya, 90 persen dari potensi otak tidak digunakan. Tak pelak, jika hanya sebagian kecil orang yang bisa sukses. Sebagian besar yang lain; hidup tak menguntungkan. Padahal, jika potensi otak itu dikelola dengan baik dapat melahirkan letupan kreativitas yang luar biasa dan bisa mengantarkan orang meraih sukses hidup.
Sengatan untuk memanfaatkan potensi otak guna meningkatkan kreativitas itulah yang digelindingkan Peng Kheng Sun dalam buku The Power of Creativity: Mengubah yang Terbatas Menjadi Tak Terbatas ini. Peng Kheng Sun tidak menepis, bahwa kreativitas itu dapat dipelajari, dilatih dan dikembangkan. Apalagi, setiap orang --menurut Kheng Sun-- sejak lahir sudah dianugerahi secuil kreativitas. Tapi, sayangnya seiring perjalanan waktu kreativitas itu tertimbun bahkan tenggelam karena berbagai faktor. Maka lewat buku ini Kheng Sun coba membakar api kesadaaran pembaca bahwa untuk meraih sukses, tidak ada jalan lain kecuali harus menjadi manusia yang kreatif. Tidak dapat disangkal, jika kreativitas itulah yang akan mengantarkan seseorang bisa berhasil dan sukses menjalani hidup.
Terbukti, orang-orang yang sukses dan yang dicatat sejarah adalah orang-orang yang kreatif. Sebut misalnya Vaust (yang bisa membuat parasut berkat sketsa Leonardo da Vinci), Johann Gutenberg (penemu mesin cetak), Marconi (penemu radio transistor), Wright bersaudara (penemu pesawat terbang), Isaac Newton (penemu teori gravitasi setelah kejatuhan apel di kepala). Maka, bagi Peng Kheng Sun (yang pernah menjadi dosen di STIMIK AKI Pati ini) meneguhkan, "semakin kreatif seseorang, maka perluang untuk sukses terbentang". Pasalnya, setiap sendi kehidupan, butuh sentuhan kreativitas.
Tentu, untuk bisa memanfaatkan kreativitas itu secara maksimal dibutuhkan kerja keras, latihan dan proses belajar yang tiada henti. Hal itu tak lain karena kreativitas perlu ditingkatkan dengan cara memelihara cara ingin tahu (untuk terus belajar), mencoba hal baru (bereskperimen), bersikap positif (terbuka dengan pendapat orang lain juga mengembangkan lebih jauh) dan berani menghadapi resiko. Dengan cara seperti itu, maka kreativitas akan terasah dan ide-ide segar bisa muncul hingga mengantarkan seseorang meraih sukses hidup.
Tapi ketika kreativitas itu sudah ditemukan, tetap masih perlu dipelihara dengan baik. Karena zaman terus bergerak dan tanpa mengikuti perkembangan zaman, seseorang bisa akan tertinggal. Maka, cara memelihara kreativitas itu tetap terpelihara dan menemukan kemajuan tidak lain adalah dengan terus membaca (untuk menyerap informasi dan pengetahuan baru untuk santapan otak, kemudian diolah menjadi sebuah gagasan dan ide), mencatat (karena dengan mencatat itu, informasi dan pengetahuan akan tetap terjaga), meningkatkan keahlian (dalam segala bidang) dan memiliki motovasi (untuk terus maju).
Dengan terus meningkatkan dan tetap memelihara krativitas, tidak disangsikan lagi, jika seseorang ditimpa masalah: seperti terkena PHK, terjangkit penyakit, akan bisa mengatasi dengan baik. Dengan kata lain, orang yang memiliki kreativitas akan bisa mengatasi berbagai masalah yang datang dan ia tidak diombang-ambingkan oleh ujian hidup. Karena Tuhan menganugerahi kreativitas, tidak lain menjadi bekal bagi orang yang mau maju dan hidup sukses. Dengan memanfaatkan anugerah Tuhan berupa kreativitas itu, maka masa depan bisa terbentang di depan mata.
Tak disangsikan, bahwa buku ini ibarat sebuah obor yang mampu memelijitkan pembaca. Karena, penulis mematikkan kesadaran bahwa untuk sukses hidup, kreativitas itu adalah pintu yang bisa mengetuk segudang masalah yang sedang melanda seseorang. Pada sisi lain, buku ini pun memiliki "pretensi" bukan sekadar menyadarkan pembaca untuk memahami konsep kreativitas (karena didengung oleh penulis bahwa kreativitas itu bisa dipelajari, dilatih dan dikembangkan) melainkan juga membuka "masa depan" pembaca karena diajak untuk memanfaatkan potensi otak secara maksimal untuk meraih kesuksesan hidup. Ironisnya, selama ini potensi otak itu sering disia-siakan dan tak dimanfaatkan dengan baik oleh banyak orang. Padahal, potensi otak itu adalah hadiah istimewa dari Tuhan yang perlu dikembangkan.
Kelebihan lain buku ini dilengkapi dengan pengalaman penulis dalam menapaki hidup. Jadi, tidak semata-mata sekumpulan teori mentah yang diseret dari langit begitu saja dan tanpa batu pijakan. Justru dengan secuil pengalaman hidup penulis yang dituturkan dalam buku, menjadikan buku ini siap diterapkan. Dan buku ini menjadi sebuah referensi dan bukti nyata dari kekuatan kreativitas. Karena, buku ini mengajarkan bagaimana kreativitas dimanfaatkan secara maksimal untuk mengantarkan siapa pun bisa menjadi sukses dalam segala bidang.***
*) N. Mursidi, blogger buku dan pekerja seni, tinggal di Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar