Mengenal Graphoselling untuk Meraih Sukses

resensi buku ini dimuat di Koran Jakarta, Jumat 24 Agustus 2012

Judul buku  : Kaya dengan Graphoselling
Penulis        : Yosandy L.S
Penerbit      : PT Visi Media, Jakarta
Cetakan      : Pertama, 2012
Tebal         : xiv + 170 halaman
Harga buku : Rp. 38.000,-

BAGI sebagian besar orang, bentuk tulisan tangan -mungkin-- dianggap tak memiliki kaitan dengan karakter, atau perilaku orang yang bersangkutan. Tak berlebihan, jika mereka berpendapat bahwa bentuk tulisan tangan itu sama sekali tak bersinggungan dengan sukses ataupun tidaknya seseorang. Dengan kata lain, mereka menilai di balik goresan tulisan tangan itu tidak tersimpan rahasia atau pesan apa pun yang bisa dikuak.

Tapi, bagi Yosandy LS yang dikenal sebagai certified graphologist dan certified handwriting justru berpendapat lain. Lewat buku Kaya dengan Graphoselling ini, pembaca bisa dibuat tercengang dan termenung --lantaran menurutnya, bentuk tulisan tangan seseorang itu tidak saja mencerminkan akan karakter, watak, isi otak, pikiran dan keadaan hati seseorang, melainkan juga bisa dipelajari lebih jauh tentang rahasia dan makna di baliknya. Bahkan, makna di balik tulisan tangan itu pun bisa dimanfaatkan untuk meraih kesuksesan --meningkatkan omzet penjualan, menjual ide, gagasan bahkan penawaran atau konsep kerjasama.

Sebab, di mata penulis, tulisan tangan itu tidak lain adalah bentuk tulisan otak/pikiran. Jadi, tulisan tangan itu pun menjadi ukuran yang siginifikan dan akurat sebagai ungkapan (cermin) dari kepribadian seseorang (hal. 19-20). Tak salah, jika dari bentuk tulisan tangan itu pun, bisa dibaca dengan cermat seperti apakah kepribadian, atau karakter seseorang. Analisis tulisan tangan ini dikenal dengan nama graphologi, tetapi di tangan penulis buku ini, ilmu analisis tulisan tangan itu dikembangkan lebih jauh lagi --yang dinamai engan graphoselling- dengan tujuan untuk meningkatkan omzet penjualan, jadi orang kaya, bahkan untuk meraih kesuksesan.

Dengan 18 jurus yang dideskripkan di dalam buku ini, penulis menjelaskan bahwa analisis tulisan tangan itu bisa mengungkap kondisi ilmiah tentang semangat, atau tingkat optimisme. Hal itu didasarkan "garis dasar atau baseline" -dari bentuk tulisan tangan yang telah dihasilkan seseorang. Juga, dapat mengungkap kekuatan energi dan kesehatan (dari tekanan pada tulisan tangan), kecerdasan emosi (berdasarkan arah, dan kemiringan tulisan tangan), persepsi di masa lalu (bersadarkan jarak dari tepi kertas dengan tulisan tangan atau margin kiri), rencana masa depan (berdasarkan margin kanan pada tulisan tangan), kecerdasan spiritual (berdasarkan tiga zona) dan citra diri yang dibangun berdasarkan bentuk tanda tangan yang dibuat di bawah tulisan tangan.

Selain itu, penulis juga menjelaskan bahwa analisis tulisan tangan itu juga dapat mengungkapkan tingkat kepercayaan diri seseorang dilihat dari posisi garis/t-bar (huruf "t"), dan kekuatan motivasi untuk meraih "sukses" berdasarkan cara menulis huruf "g", "j", dan "y" (pada zona bawah dalam membentuk lingkaran [loop]). Bahkan analisis tulisan tangan itu pun bisa mengukapkan daya ingat atau ketelian berdasarkan cara menuliskan titik pada huruf "i" dan "j", kejujuran berdasarkan penulisan huruf "a" dan "o" dan bahkan tingkat keramahan seseorang (berdasarkan cara menulis "d" dan "t"). Analisis tulisan tangan itu pun bisa mengungkapkan kekuatan keyakinan, dan bagaimana membaca mental block yang dialami seseorang untuk kemudian dijadikan bahan dalam membenahi kepribadian dan perilaku. Juga, bagaimana memanfaatkan media sosial seperti twitter untuk persuatwitt, mengingat dengan baik sebuah nama dan menjadi pendengar yang baik sebagai nilai plus orang yang bertekat menjalin hubungan baik dengan orang lain.

Tetapi, dalam buku ini penulis tidak sekedar mengungkap bagaimana cara menganalisis tulisan tangan, menemukan kelemahan, dan kekuatan di balik tulisan tangan. Lebih dari itu, dia juga memberikan tips bagaimana memperbaiki kelemahan (dari hasil analisis tulisan tangan) dengan cara melakukan perubahan bentuk tulisan tangan kemudian digunakan untuk memperkuat karakter seseorang lewat tulisan tangan yang dibuat. Karena jika perubahan tulisan tangan itu dilakukan secara berulang-ulang, pikiran bawah sadar pun dapat dipaksa menerima pesan dan respon untuk mengubah karakter seseorang secara otomatis. Dan dari pola kebiasaan yang baru itu bisa meningkatkan kemajuan dalam hidup (hal. 22-23).

Memang, karakter itu tidak lain adalah "cermin" dari kebiasaan dan tindakan seseorang. Dan, tindakannya itu berasal dari pikiran dan perasaan. Karena itu, jika orang ingin mengubah masa depannya menjadi lebih baik, tak ada jalan lain kecuali dia harus mengubah pikiran (cara berpikir) dan kebiasaannya. Dan buku ini menawarkan pembaca mengubah pikiran dan kebiasaan dari cara menggoreskan pena di atas kertas yang memiliki kekuatan, menambah motivasi dan bahkan spirit untuk meraih sukses.

Buku ini tak saja mengupas teknik analisis tulisan tangan, tapi dilengkapi pula dengan kisah-kisah yang penuh hikmah. Kelebihan lain, buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang ringan dan sederhana sehingga mudah untuk dipahami dan dipraktekkan. Itulah "kelebihan" dari buku ini. Tapi, sayangnya, buku ini tidak dilengkapi dengan kisah-kisah orang yang dahulu memiliki kelemahan tulisan tangan, tetapi kemudian setelah melakukan grapoterapi, ia bisa melejit dan jauh lebih sukses. Jika dilengkapi dengan testimoni orang yang pernah melakukan graphoterapi, tak dapat disangkal jika buku akan lebih  menarik. Kendati demikian, tanpa "testimoni" dari orang-orang yang pernah melakukan graphoterapi, buku ini pun sudah cukup menjanjikan dan memikat. Apalagi, bagi pembaca yang ingin mengenal graphoselling untuk meraih sukses.

*) N. Mursidi, blogger buku dan cerpenis, tinggal di Jakarta